Latest Post

Kaleidoskop Luar Biasa 2015

IMG_1022Ya, luar biasa. Mungkin itu ungkapan yang pas menggambarkan tahun ini. 2015 menjadi tahun-tahun di luar kebiasaan saya. Tahun ini, tahun terbanyak diisi dengan traveling dan yang di luar kebiasaan saya. Solo Traveling. Memang tidak semuanya, tapi hampir 90% perjalanan tahun ini dilakukan sendiri. Mama, ternyata anakmu bisa traveling sendiri.

Jalan-jalan memang di luar kebiasaan saya. Besar di keluarga yang jarang liburan ditambah kerja di bidang kuliner, rumah nyaman untuk saya adalah mal dan restoran. Masih teringat di benak kala menolak sekeras hati untuk pindah desk kerjaan dari kuliner ke traveling. Hingga akhirnya membawa saya ke pekerjaan yang mengharuskan tahu dunia traveling.

Untungnya saya berada di lingkungan dan suasana kerja yang tepat. Di Inflight Magazine of Lion Group ini tempat saya belajar dari nol lagi. Mulai dari dunia traveling, hingga ke dunia fotografi. Bisa dibilang tahun ini saya dibimbing untuk belajar dunia foto lebih intens. Team yang solid dengan kemampuan yang mumpuni membuat saya bisa cepat beradaptasi.

Dari nol besar, Pak Ris, Riman dan Gerald mengajarkan dunia foto yang lebih baik lagi. Sampai pada nol kecil, mereka tetap kasih masukan yang berarti. Sempat kesal sih dulu, karena berpikir kok foto saya selalu saja salah. Sampai pernah adakalanya bosan. Tapi tetap Pak Ris mengajarkan dengan caranya sendiri. Pokoknya mereka sabar mengajari saya yang memang sepertinya bebal dan keras kepala.

Semakin lama, semakin belajar dan beranjak “masuk kelas 1 SD” mulai bisa membaca apa keinginan mereka. Ternyata memang benar semua harus dimulai dengan rutin belajar. Mulai lah sering ditandem sama Riman dan Pak Ris untuk foto. Kini saya tahu, mereka memang pembimbing yang hebat. Itupula yang membuat saya seperti mendapat rumah baru yang lebih nyaman dibanding mal dan kuliner dulu.

Perjalanan-perjalanan besar membuat saya bertemu dengan fotografer yang memang sudah handal di bidangnya. Tempat saya bisa langsung belajar. Diawali trip ke Kepulauan Riau, seorang Barry Kusuma dan Himawan membuat semangat jalan-jalan saya semakin berkibar. Mereka kompak menyebut, Indonesia itu indah dan luar biasa untuk didatangi.

Dari Kepulauan Riau, saya mulai merencanakan jadwal-jadwal trip sendiri. Pulau Jawa adalah tujuan utama. Berawal dari Jogjakarta. Menembus hutan belantara pagi-pagi buta naik motor ke kawasan Gunung Kidul. Eksplor pantai-pantainya dan juga destinasi wisata lain disana. Saya selamat! Saya bisa sendiri. Saya bisa merencanakan perjalanan saya sendiri. Saya bisa memimpin diri saya sendiri dan tahu apa yang diinginkan dan dibutuhkan diri ini.

Setelah itu berturut-turut beberapa tempat saya jelajahi sendiri. Dari mulai yang terdekat seperti Garut, Cirebon, Bandung kemudian Jogja, Malang, Semarang, Surabaya, Banyuwangi dan Bali hingga mengeksplore Lombok. Saya mengatur hidup sendiri dengan biaya yang seminim mungkin. Untungnya saya berada di tempat kerja yang benar-benar mendukung perkembangan saya. Waktu dan bantuan besar lainnya diberikan demi mendukung “anak SD” yang lagi senang-senangnya traveling ini.

Satu yang diluar kebiasaan lagi adalah mendaki gunung. Tahun ini saya berhasil sampai ke 5 puncak gunung, yakni Gunung Prau, Gunung Papandayan, Gunung Rinjani, Gunung Ciremai, Gunung Ungaran. Ini capaian ajaib bagi saya. Seorang yang tidak pernah beraktivitas luar ruangan berubah menjadi orang yang suka berpetualang.

Bila harus memilih satu perjalanan terbaik, Gunung Rinjani adalah jawabannya. Trip Gunung Rinjani adalah tantangan tersendiri. Gunung tertinggi ke tiga di Indonesia. Cukup membuat saya grogi karena pada dasarnya saya punya alergi pada udara dingin ekstrem. Dan terjadi saat di puncak Rinjani dan Plawangan Sembalun, suhu hampir dibawah 5 derajat, sukses membuat badan saya bengkak-bengkak semua. Tapi kalau diungkapkan satu kata, Gunung Rinjani sempurna.

Dari riwayat cerita tentang Dewi Anjani dan niat awal mendaki menyadarkan tentang apa yang sedang saya cari sebenarnya. Semua perjalanan tahun ini pada akhirnya saya sadari sendiri alasannya. Saya memang ingin lebih mengenal Indonesia di tahun ini dan sebagai permulaan saya ingin mengenal pulau Jawa. Doa saya terkabul!

Berani berjalan sendiri dan mencari apa yang dibutuhkan oleh diri, saya dapatkan dari semua perjalanan ini. Sama seperti awal saya belajar fotografi dari Pak Ris, Riman dan Gerald, perjalanan ini juga guru terhebat untuk pengembangan diri. Lebih mandiri dan tahu apa yang harus dijalani. Tapi bila fotografi dengan guru Pak Ris, Riman dan Gerald tujuan utamanya di pekerjaan. Untuk siapa saya belajar dari perjalanan ini?

Mungkin pertanyaan Ama tentang niat saya naik Gunung Rinjani adalah jawabannya. Sedari awal pendakian hingga puncak, saya hanya memikirkan satu sosok. Niat sederhana untuk sekedar “ngobrol” dengan ayahnya tentang dunia mendaki gunung. Untuk tahu apa yang membuat Gunung Rinjani begitu berarti hingga anaknya diberi nama yang sama dengan gunung ini. Untuk bisa menceritakan ke anaknya tentang gunung Rinjani. Sosok Rienjani Nur Bani Putri adalah niat utama saya mendaki gunung ini.

Sosok yang sama pula yang membuat saya lebih berani mengambil keputusan dan tahu apa yang dibutuhkan diri. Dia bukan hanya membuka semua kekurangan saya tapi juga mengajarkan saya untuk paham terhadap tujuan hidup ini. Sosok yang hadir sekejap namun meninggalkan pesan mendalam. Kini menutup tahun saya tahu apa yang mendasari semua ini. Rienjani Nur Bani Putri.

Mungkin tulisan ini akan menjadi akhir eksistensi blog http://www.wirasetododdy.wordpress.com. Tahun 2016, saya memulai dengan blog baru saya yakni http://www.kopersendok.com. Blog yang bercerita tentang perjalanan saya lebih lengkap dan detail sekaligus tempat makan-tempat makan favorit saya.

Thanks 2015, See You 2016 and Welcome http://www.kopersendok.com Cheers!

My Facebook

Facebook